_ZUHUD_
perbincangan tentang zuhud menjadi perbincangan yang sangat menarik bila kita lihat dari bagaimana mengaplikasikan zuhud dalam kehidupan keseharian kita.
Menurut bahasa zuhud berasal dari kata dasar zahada yazhadu zuhdan, yang berarti meninggalkan atau menghindar.
Yakni meninggalkan atau menghindar dari kesenangan duniawi yang berlebih-lebihan misalnya dalam hal makanan, pakaian, rumah atau kendaraan karena pengabdian kepada Allah SWT melebihi dari segalanya.
Menurut istilah zuhud memiliki beberapa pengertian :
a. Ibnu Taimiyah, ”Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat demi kehidupan akhirat”.
b. Imam Al Qusyairy, ”Zuhud adalah tidak merasa bangga terhadap kemewahan dunia yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika kehilangan harta”.
c. Imam Al Ghazali, ”Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia sesuai dengan kadar kemampuannya”.
d. Hasan Al-Bashri, ”Zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah engkau lebih mempercayai apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Keadaanmu antara ketika tertimpa musibah dan tidak adalah sama saja, sebagaimana sama saja di matamu antara orang yang memujimu dengan yang mencelamu dalam kebenaran”.
dari pengertian para ulama diatas saya lebih cenderung memaknai zuhud sebagaimana Hasan Basri memberi pengertian dimana zuhud bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta, kemudian yang perlu ditekankan adalah bagaimana keadaan kita yang tetap atau sama saja ketika dihadapkan antara nikmat dan ujian, pujian dan celaan.
pandangan yang salah tentang zuhud
ada banyak orang berpendapat bahwa zuhud adalah meninggalkan kemewahan dunia, dunia bagi kelompok ini harus di tinggalkan. mengkhususkan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. bahkan meniggalkan masyarakatnya. yang paling tidak rasional adalah mengharamkan yang HALAL.
Ada sebuah pesan dari kisah para sahabat bertanya kepada Istri NABI bagaimana nabi mendekatkan diri kepada Allah kemudian mereka beriqrar dalam diri untuk berpuasa sepanjang hari, adapula yang tidak ingin MENIKAH. ketika Perbuatan mereka di Ketahui sang NABI berkata : aku adalah orang yang paling dekat dengan Allah, aku terkadang puasa terkadang tidak, aku juga menikah....... (redaksi tidak sesuai dengan Teks.. silahkan cari teksnya sendiri. hee)
dari hadits di atas menunjukkan bahwa zuhud tidak harus meninggalkan dunia.
Jadi Bagaimana Kita Berzuhud..
Berzuhud adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada ALLAH dengan cara menghalalkan yang halal, dengan meletakkan dunia di tangannya dan meletakkan akhirat di hatinya. kemudian dengan sikap tersebut tertanam dalam diri bahwa ada ketetapan atau sama saja ketika dihadapkan antara nikmat dan ujian, pujian dan celaan.
Apakah Zuhud WAJIB ??
kecenderungan kita terhadap dunia sudah digambarkan oleh Allah dalam Al Quran, sederhananya tidak ada dari kita yang tidak suka dengan kemewahan dan kemudahan dunia. HP sudah punya satu karena tidak bisa BBM dan android akhirnya membeli lagi, sudah punya kerudung/jilbab baru karena melihat jilbab temannya bagus maka akhirnya memutuskan untuk membeli lagi yang baru... padahal di lemari mungkin terdapat jilbab yang banyak, kemudian jika kita perhatikan ketika musim kondangan dimana banyak dari kita yang dengan sadar membuang dan menyisakan makanan yang diambil, kemudian di sekelilingnya banyak orang yang kelaparan...
Pernahkah kita berfikir di sekeliling kita mereka yang tidak punya HP, pakaian, Jilbab, sedang ada seabrek pakaian yang ada dilemari kita yang sudah tidak dipakai ???
untuk apa ??? pakaian yang banyak itu??
untuk apa ??? Jilbab yang banyak itu??
apa mereka nanti tidak ditanya ???
Fenomena masyarakat yang serba kekurangan kemudian hidup kita yang serba ada rasanya berlaku zuhud bagi seorang Muslim adalah KEWAJIBAN. sebagaimana Nabi berlaku zuhud.
Wallahualam...
perbincangan tentang zuhud menjadi perbincangan yang sangat menarik bila kita lihat dari bagaimana mengaplikasikan zuhud dalam kehidupan keseharian kita.
Menurut bahasa zuhud berasal dari kata dasar zahada yazhadu zuhdan, yang berarti meninggalkan atau menghindar.
Yakni meninggalkan atau menghindar dari kesenangan duniawi yang berlebih-lebihan misalnya dalam hal makanan, pakaian, rumah atau kendaraan karena pengabdian kepada Allah SWT melebihi dari segalanya.
Menurut istilah zuhud memiliki beberapa pengertian :
a. Ibnu Taimiyah, ”Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat demi kehidupan akhirat”.
b. Imam Al Qusyairy, ”Zuhud adalah tidak merasa bangga terhadap kemewahan dunia yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika kehilangan harta”.
c. Imam Al Ghazali, ”Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk menguasai kemewahan dunia sesuai dengan kadar kemampuannya”.
d. Hasan Al-Bashri, ”Zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah engkau lebih mempercayai apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Keadaanmu antara ketika tertimpa musibah dan tidak adalah sama saja, sebagaimana sama saja di matamu antara orang yang memujimu dengan yang mencelamu dalam kebenaran”.
dari pengertian para ulama diatas saya lebih cenderung memaknai zuhud sebagaimana Hasan Basri memberi pengertian dimana zuhud bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan harta, kemudian yang perlu ditekankan adalah bagaimana keadaan kita yang tetap atau sama saja ketika dihadapkan antara nikmat dan ujian, pujian dan celaan.
pandangan yang salah tentang zuhud
ada banyak orang berpendapat bahwa zuhud adalah meninggalkan kemewahan dunia, dunia bagi kelompok ini harus di tinggalkan. mengkhususkan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. bahkan meniggalkan masyarakatnya. yang paling tidak rasional adalah mengharamkan yang HALAL.
Ada sebuah pesan dari kisah para sahabat bertanya kepada Istri NABI bagaimana nabi mendekatkan diri kepada Allah kemudian mereka beriqrar dalam diri untuk berpuasa sepanjang hari, adapula yang tidak ingin MENIKAH. ketika Perbuatan mereka di Ketahui sang NABI berkata : aku adalah orang yang paling dekat dengan Allah, aku terkadang puasa terkadang tidak, aku juga menikah....... (redaksi tidak sesuai dengan Teks.. silahkan cari teksnya sendiri. hee)
dari hadits di atas menunjukkan bahwa zuhud tidak harus meninggalkan dunia.
Jadi Bagaimana Kita Berzuhud..
Berzuhud adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada ALLAH dengan cara menghalalkan yang halal, dengan meletakkan dunia di tangannya dan meletakkan akhirat di hatinya. kemudian dengan sikap tersebut tertanam dalam diri bahwa ada ketetapan atau sama saja ketika dihadapkan antara nikmat dan ujian, pujian dan celaan.
Apakah Zuhud WAJIB ??
kecenderungan kita terhadap dunia sudah digambarkan oleh Allah dalam Al Quran, sederhananya tidak ada dari kita yang tidak suka dengan kemewahan dan kemudahan dunia. HP sudah punya satu karena tidak bisa BBM dan android akhirnya membeli lagi, sudah punya kerudung/jilbab baru karena melihat jilbab temannya bagus maka akhirnya memutuskan untuk membeli lagi yang baru... padahal di lemari mungkin terdapat jilbab yang banyak, kemudian jika kita perhatikan ketika musim kondangan dimana banyak dari kita yang dengan sadar membuang dan menyisakan makanan yang diambil, kemudian di sekelilingnya banyak orang yang kelaparan...
Pernahkah kita berfikir di sekeliling kita mereka yang tidak punya HP, pakaian, Jilbab, sedang ada seabrek pakaian yang ada dilemari kita yang sudah tidak dipakai ???
untuk apa ??? pakaian yang banyak itu??
untuk apa ??? Jilbab yang banyak itu??
apa mereka nanti tidak ditanya ???
Fenomena masyarakat yang serba kekurangan kemudian hidup kita yang serba ada rasanya berlaku zuhud bagi seorang Muslim adalah KEWAJIBAN. sebagaimana Nabi berlaku zuhud.
Wallahualam...
0 komentar:
Posting Komentar