AHLI SYURGA ATAU NERAKA
Jika
ada diantara kita terbesit dalam hati, bahwa amalan mengantarkan kita menjadi
Ahli syurga maka segeralah bertaubat karena kita tidak pernah mengetahui takdir
kita menjadi Ahli syurga atau Neraka..
Jika
ada diantara kita terbesit dalam hati, bahwa amalan kita mengantarkan kita menjadi
Ahli neraka maka segeralah bertaubat dengan sebenar-benar taubat karena rahmat dan
ampunan Allah lebih besar dari dosa-dosa yang kita lakukan...
Karena kita tidak pernah mengetahui takdir kita, maka tidak ada wewenang kita untuk mengatakan kepada diri kita apalagi pada orang lain ahli SYURGA atau ahli NERAKA.
Hadis riwayat Abdullah
bin Masud رضي الله عنه, ia berkata:Rasulullah صلی الله عليه
وسلم sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami:
Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut
ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal
darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula.
Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan
diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya,
amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia.
Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu
telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga
tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia
melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan
sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka
sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun
karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka
masuklah dia ke dalam surga.
Allah Menegaskan bahwa :
“sesungguhnya salah
seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak
antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului
takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam
neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan
ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta
saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli
surga maka masuklah dia ke dalam surga.”
Potongan hadits ini
menegaskan bahwa akan kita jumpai dalam kehidupan kita kasus seseorang yang
dalam hidupnya selalu melakukan amalan penghuni syurga bahkan kita mungkin
sudah mengangganya ahli syurga karena TAKDIR ia melakukan perbuatan ahli neraka
di akhir hayatnya maka masuklah ia kedalam neraka, begitu pula sebaliknya.
Para sahabat dan ulama
kita dalam beribadah selalu menyertakan rasa Khauf (rasa takut) dan Raja’
(berharap)... TAKUT amalnya tidak diterima dan BERHARAP amalnya di terima
sehingga mereka berhati-hati dalam beribadah dan tidak pernah menyombongkan
ibadahnya kepada manusia.. tidak pula mereka menganggap dirinya ahli syurga
karena ibadahnya...
Pertanyaannya....
Jika kita sudah
ditakdirkan oleh Allah apakah kita ahli syurga atau neraka, apakah kita hanya
berserah diri kepada Allah dan meninggalkan amal dan usaha ?
Hadis
riwayat Ali رضي الله عنه, ia berkata:Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi
Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah صلی الله عليه وسلم menghampiri kami. Beliau segera
duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang
sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat
goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda:
Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang
hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam
neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang
yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau
begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan
meninggalkan amal-usaha? Rasulullah صلی الله عليه وسلم
bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang
berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang
berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara,
maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsaرضي الله عنه Kemudian beliau melanjutkan sabdanya:
Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang
ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk
melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan
sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan
orang-orang sengsaرضي الله عنه Kemudian beliau
membacakan ayat berikut ini:
Adapun orang
yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya
pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang
mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta
mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan
yang sukar.(Qs. Al Lail 5-10)
Nah bagi kita kader
dakwah tak perlu kita mencaci siapapun karena perbuatannya, karena tugas kita
adalah berusaha mengingatkan dan berdoa semoga mereka dan kita selalu
mendapatkan hidayah dan kita digolongkan sebagai Ahli syurga. Amin
Wallahua’lam bis
showab..
0 komentar:
Posting Komentar