Senin, 04 Maret 2013

Cacatan awal


AHLI SYURGA ATAU NERAKA

Jika ada diantara kita terbesit dalam hati, bahwa amalan mengantarkan kita menjadi Ahli syurga maka segeralah bertaubat karena kita tidak pernah mengetahui takdir kita menjadi Ahli syurga atau Neraka..
Jika ada diantara kita terbesit dalam hati, bahwa amalan kita mengantarkan kita menjadi Ahli neraka maka segeralah bertaubat dengan sebenar-benar taubat karena rahmat dan ampunan Allah lebih besar dari dosa-dosa yang kita lakukan...

Karena kita tidak pernah mengetahui takdir kita, maka tidak ada wewenang kita untuk mengatakan kepada diri kita apalagi pada orang lain ahli SYURGA atau ahli NERAKA.



Dalam shahih Muslim no 4781 :
Hadis riwayat Abdullah bin Masud رضي الله عنه, ia berkata:Rasulullah صلی الله عليه وسلم sebagai orang yang jujur dan dipercaya bercerita kepada kami: Sesungguhnya setiap individu kamu mengalami proses penciptaan dalam perut ibunya selama empat puluh hari (sebagai nutfah). Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Selanjutnya Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh ke dalamnya dan diperintahkan untuk menulis empat perkara yaitu: menentukan rezekinya, ajalnya, amalnya serta apakah ia sebagai orang yang sengsara ataukah orang yang bahagia. Demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.
Allah Menegaskan bahwa :
“sesungguhnya salah seorang dari kamu telah melakukan amalan penghuni surga sampai ketika jarak antara dia dan surga tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga ia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah ia ke dalam neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu telah melakukan perbuatan ahli neraka sampai ketika jarak antara dia dan neraka tinggal hanya sehasta saja namun karena sudah didahului takdir sehingga dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.”
Potongan hadits ini menegaskan bahwa akan kita jumpai dalam kehidupan kita kasus seseorang yang dalam hidupnya selalu melakukan amalan penghuni syurga bahkan kita mungkin sudah mengangganya ahli syurga karena TAKDIR ia melakukan perbuatan ahli neraka di akhir hayatnya maka masuklah ia kedalam neraka, begitu pula sebaliknya.
Para sahabat dan ulama kita dalam beribadah selalu menyertakan rasa Khauf (rasa takut) dan Raja’ (berharap)... TAKUT amalnya tidak diterima dan BERHARAP amalnya di terima sehingga mereka berhati-hati dalam beribadah dan tidak pernah menyombongkan ibadahnya kepada manusia.. tidak pula mereka menganggap dirinya ahli syurga karena ibadahnya...
Pertanyaannya....
Jika kita sudah ditakdirkan oleh Allah apakah kita ahli syurga atau neraka, apakah kita hanya berserah diri kepada Allah dan meninggalkan amal dan usaha ?
Hadis riwayat Ali رضي الله عنه, ia berkata:Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah صلی الله عليه وسلم menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsaرضي الله عنه Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsaرضي الله عنه Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini:
Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar.(Qs. Al Lail 5-10)

Nah bagi kita kader dakwah tak perlu kita mencaci siapapun karena perbuatannya, karena tugas kita adalah berusaha mengingatkan dan berdoa semoga mereka dan kita selalu mendapatkan hidayah dan kita digolongkan sebagai Ahli syurga. Amin 


Wallahua’lam bis showab..

0 komentar: