Kecerdasan berasal dari kata
cerdas yaitu sempurna perkembangan
akal budi untuk berfikir dan mengerti (Departemen Pendidikan &
Kebudayaan, 1993 : 186). Menurut definisi dalam kamus Oxford (2008 : 232),
padanan kata cerdas yaitu, kata ‘intelegent’ didefinisikan sebagai
berikut : good at learning, understanding and thinking in a logical way
about things; showing this ability. Artinya baik dalam pengetahuan, memahami dan berfikir secara logis tentang sesuatu,
memperlihatkan kemampuan.
Terdapat beberapa pandangan dalam
mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan, atau kebijaksanaan.
Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi
kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam
berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan.
Stenberg & Slater mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran yang
bertujuan dan adaptif (http: wikipedia.org : 2010).
Terdapat
perbedaan definisi antara kepintaran dengan kecerdasan, Kepintaran
(Rudisisyanto : 2010) adalah kemampuan seseorang
dalam menyerap informasi berupa ilmu pengetahuan; informasi itu bisa dari mana
saja. Informasi dari buku bacaan, dari internet, majalah, guru yang mengajar di
kelas, amanat upacara, dan lain-lain. Seberapa banyak akumulasi dari informasi
ilmu pengetahuan yang terserap ini menunjukkan seberapa pintarnya seseorang,
dan karena daya serap informasi manusia itu berbeda-beda kadarnya; ada yang
daya serap terhadap informasi baik dan ada yang kurang baik, maka ada sebutan orang yang pintar dan kurang pintar. Sedangkan
kecerdasan adalah kemampuan dalam mengelola kepintaran yang dimiliki.
Dalam Islam
istilah kecerdasan disebutkan dengan kata ”Al-kaisu” sebagaimana disebutkan
dalam riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad :
الكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ
لِمَا عَمِلَ بَعْدَ المَوْتِ والْعَاجِزُ مَنْ اتَّبَعَ هَوَاهُ وتَمَنَّى عَلَى
اللهِ (الحديث)
Artinya “Orang yang cerdas adalah yang mengendalikan
dirinya, beramal untuk
(kehidupan) setelah kematian, sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti
hawa nafsunya tapi banyak berangan-angan atas (karunia) Allah.” (Kitab Sunan
Tirmizi : 2383).
Dalam buku Psikologi Pendidikan (M. Dalyono, 2007 :
188) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan, sehingga terdapat
perbedaan kecerdasan seseorang dengan yang lain ialah :
a. Pembawaan Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak
lahir.
- Kematangan : Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan umur.
- Pembentukan : Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan. Pembentukan dapat dibedakan kepada pembentukan sengaja dan pembentukan tidak sengaja.
- Minat dan pembawaan yang khas : Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
- Kebebasan : Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
Kesemua faktor
tersebut diatas bersangkut paut satu sama lain. Untuk menentukan kecerdasan
anak, maka tidak hanya
berpedoman kepada salah satu faktor tersebut diatas. Kecerdasan adalah faktor
total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan perbuatan kecerdasan
seseorang. (Kutipan Skripsi Zaenal Arifin)
0 komentar:
Posting Komentar